When enough is enough!
Ini sambungan dari postingan sebelumnya. Aku merasa perlu me-misahkan ini supaya jelas se jelas – jelasnya.
Siapa tau aja ”somebody” baca ini
Hey kamu.... iya kamu..... kamu harus baca!
Hatiku lelah
Lelah menunggu kamu sampai kamu tidak sibuk
Lelah karena sebelumnya aku tidak pernah menjadi seperti ini
Rencana SMS ke 081xxxxx
”Finally I am home. To answer your question, yes I do really miss you. That’s why I insist to answer the phone in the crowd. You don’t have to reply this or give me another call if you don’t want to. Selamat istirahat, have a nice weekend”
Kirim, nggak, kirim, nggak, kirim, nggak…
Dan akhirnya, SMS itupun masih tinggal di outbox-ku. Tidak jadi kukirim. And it takes 3 hours to make the decision!
Untuk apa aku kirim pesen singket itu ke kamu? Toh kamu gak akan peduli juga kan? Kamu bahkan tidak peduli kalau aku kangen kamu
You told me that you love your job. But this is too much………
Hey Mister, kamu pikir kamu siapa?
Sudahlah, aku sudah tidak peduli lagi tentang kita.
Lupakan saja semuanya, termasuk hari di mana kita bertemu. Lupakan saja kalau aku ada, dan aku akan melupakan kalau kamu ada
Hmmm mungkin aku yang terlalu "berpengharapan". Terserah!
It’s enough!
Tuhan, lain kali jangan pertemukan aku dengan orang seperti dia ya.....
Aku mohon....
- And the case is closed –
0 Comments:
Post a Comment
<< Home